Pages

Subscribe Twitter

December 12, 2010

Analisis Perilaku Non Verbal di Lingkungan FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta


           
KOMUNIKASI NONVERBAL

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Klasifikasi pesan nonverbal.
Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut: Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

Fungsi pesan nonverbal
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.




PERILAKU KOMUNIKASI NON VERBAL DI LINGKUNGAN MAHASISWA FISIP UAJY

Perkembangan menuju kedewasaan seseorang, ternyata di pengaruhi juga oleh perkembangan jaman. Khususnya mahasiswa, dalam masa-masa itu merupakan masa dimana mereka menuju tahap kedewasaan dan masa dimana mereka mencari jati diri. Sesuai dengan perkembangan jaman yang sering berubah-ubah, perilaku dan cara berkomunikasi pun dipengaruhi.
Nah, seperti contohnya yang belum berapa lama ini saya amati dikampus FISIP UAJY. Komunikasi non verbal yang tampak paling sering di gunakan yaitu ada dua. Yang pertama adalah Pesan Artifaktual dan Pesan Kinesik.

Pesan artifaktual ditunjukkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Pesan artifaktual ini tidak hanya di tunjukkan oleh mahasiswi tetapi juga para mahasiswa. Gaya berpakaian mereka sangat beragam, dan hal tersebut menggambarkan karakter mereka masing-masing. Pengamatan saya belum lama ini, para mahasiswi FISIP sedang ”booming” dengan celana panjang dengan mode era 80’an (vintage). Dan jaket kulit  ala penyanyi rock. Mereka berpakaian ala vintage ini menunjukkan kalau karakter mereka lebih dewasa dan feminim. Sedangkan mereka yang dengan gaya ala rockstar menunjukkan karakter yang lebih maskulin dan berani.

Sama hal nya dengan gaya potongan rambut. Siapa yang tidak kenal dengan Justin Bieber. Penyanyi berumur 15 tahun yang sedang naik daun dan di gilai para remaja perempuan. Tidak hanya perempuan saja, ternyata secara tidak langsung pengaruh “Bieber” ini berdampak juga pada anak laki-laki. Sekarang ini potongan rambut ala “Bieber” dengan model poni miring ini sedang mewabah, dan tidak sedikit yang mencontek model rambut tersebut. Apakah ini menunjukkan bahwa ternyata mahasiswa yang sudah berumur 18 tahun keatas masih belum berpenampilan dewasa? Mungkin juga ini karena merupakan pengaruh tren.

Berikut, pesan kinesik. Pesan kinesik merupakan bahasa tubuh. Istilah bahasa tubuh diciptakan  oleh seorang perintis studi bahasa non verbal yaitu Ray L. Birdwhistell. Bahasa tubuh  meliputi isyarat tangan, gerakan kepala, ekspresi wajah dan tatapan mata bahkan seluruh anggota tubuh secara keseluruhan yang dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Di lingkungan FISIP banyak petunjuk-petunjuk kinesik baru. Seperti perilaku cium pipi kanan-kii yang dilakukan oleh kebanyakan mahasiswi ketika bertemu dengan sesama teman perempuan yang lain. Kemudian ada lagi, gaya memegang dahi yang disertai seruan “capek deh” yang menandakan jika mereka merasa bosan atau jenuh ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain. Perilaku ini bisa dikatakan juga dikarenakan adanya pengaruh tren.

NAMA: WINDY FITRI ASTUTI
NIM    : 090903922

Daftar pustaka:
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL TATAP MUKA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL BERMEDIO




            Seiring perkembangan jaman, dari waktu ke waktu masalah komunikasi menjadi suatu perbincangan yang menarik. Apalagi di era globalisasi yang serba canggih ini, teknologi semakin berkembang pesat di dalam kehidupan manusia. Mau tidak mau, hal ini mendorong manusia untuk dapat aktif menggunakan teknologi tersebut. Dorongan untuk menggunakan teknologi ini di pengaruhi oleh salah satu factor yang sangat besar yaitu adalah kebutuhan manusia akan berkomunikasi. “manusia tidak mungkin tidak berkomunikasi”, kalimat ini sangat mendasari alasan mengapa komunikasi itu sangat penting dalam kehidupan bersosialisasi. Hingga kemudian diciptakan berbagai teknologi sebagai media berkomunikasi.
           
            Dulu, cara manusia berkomunikasi sangat lah sederhana. Awalnya belum ada media yang dapat mempermudah manusia dalam berkomunikasi saat jarak jauh. Dan komunikasi yang paling sering di lakukan adalah komunikasi interpersonal tatap muka. Hal ini di anggap lebih effisien, mengingat dulu belum adanya teknologi canggih yang dapat mempermudah dalam berkkomunikasi. Namun, seiring berjalannya waktu, kemudian muncul surat, dan telegram yang masih sangat sederhana namun sudah dapat membantu menusia dalam melakukan komunikasi jarak jauh. Walaupun feedback yang di dapat tidak secara langsung ketika berkomunikasi tatap muka, melainkan kita harus menunggu balasan surat atau telegram tersebut selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Kemudian, perkembangan media berkomunikasi ini mulai memunculkan telepon sebagai alat berkomunikasi jarak jauh, dan dapat memberikan umpan balik langsung.
           
            Berbagai kendala dalam berkomunikasi masih banyak, dan kepuasan berkomunikasi pun tidak dapat di rasakan anatara dua belah pihak yang melakukan komunikasi. Namun teknologi ternyata tidak hanya berhenti samapai di telepon saja. Dewasa ini, perkembangan media komunikasi sudah sangat pesat dan mewabah di dalam kehidupan sosial. Setelah keluar nya handphone sebagai media komunikasi tercanggih, tidak lama muncul internet. Internet merupakan sarana berkomunikasi secara virtual, yang bisa dikatakan sangat canggih dan memiliki banyak fiture serta kemudahan-kemudahan yang dapat di akses melalui komputer, laptop dan netbook. Tidak hanya dapat”menjelajah isi dunia”, internet memberikan layana-layanan berkomunikasi seperti chatting, video conference, dsb. Dan yang paling menjamur di masyarakat saat ini beredarnya berbagai situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Friendster, My Space, dll. Dengan berbagai situs jejaring sosial ini, kita dapat berkomunikasi dengan siapa saja, dan kapan saja kita mau tanpa harus bertemu dengan lawan bicara yang ingin kita ajak berkomunikasi. Bahkan kita dapat “bertemu” dan berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak kita kenal sebelumya. Lebih mudah, effisien waktu, dan jangkauan lebih luas.
           
            Belum juga terpuaskan dengan komputer anda? Mungkin agak repot sepertinya jika kita harus menenteng komputer, laptop atau netbook kemana-mana hanya untuk menikmati layanan-layanan komunikasi dan jika hanya ingin sekedar chatting dengan teman-teman dunia virtual kita. Kini bahkan ada Blackberry smartphone yang sangat mini dapat memenuhi kepuasan anda dalam melakukan komunikasi tersebut. Semua layanan komuikasi bisa di akses kapan saja dan dimana saja dengan mudah.
           
            Dibandingkan dengan berkomunikasi tatap muka yang mendapat feedback secara langsung, sama halnya dengan berkomunikasi secara virtual. Berkomunikasi secara virtual juga dapat langsung menerima umpan balik dari lawan bicara dan pesan yang diberikan juga dapat tersampaikan dengan baik. Salah satu bukti adalah ketika kita chatting, biasanya secara spontan kita akan memberikan respon terhadap pesan yang kit abaca ketika kita sedang berkomunikasi lewat chatt. Misalnya saja kita tertawa, ketika membaca isi pesan chatt yang kita anggap lucu. Atau kita mengalami perasaan malu ketika ada teman chatting lawan jenis yang memuji atau bahkan menyatakan perasaannya lewat chatting. Namun, terkadang percakapan yang di lakukan lewat dunia virtual juga dapat terjadi kesalahan persepsi, yaitu ketika biasanya orang yang kita ajak berkomunikasi menggunakan bahasa atau kalimat-kalimat baru, ataupun seperti kebiasaan menyingkat kata. Sehingga lawan bicara tidak mengerti dengan pesan yang di sampaikan.
           
            Nah, setelah beberapa penjelasan di atas berikut ini beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan antara dua jenis komunikasi interpersonal tersebut:
a.       Komunikasi Tatap Muka
·         Langsung menerima feedback dari komunikannya saat proses interaksi berlangsung. 
·         Isi atau kedalaman sebuah pesan dapat tersampaikan dengan jelas dan juga dipertegas dengan komunikasi non verbal dari lawan bicara yang dapat dilihat langsung.
·         Komunikasi tatap muka dapat dengan mudah membujuk lawan bicaranya karena adanya pengaruh komunikasi lain dan pengaruh lingkungannya. 
·         komunikator dan komunikan harus mengorbankan waktu yang dimiliki untuk berkomunikasi.
·         jangkauannya yang sempit, maksudnya ialah individu-individu yang terlibat terbatas antara dua orang saja atau antar kelompok kecil saja.

b.      Komunikasi Bermedio
·         efektif karena menghemat waktu dan bisa dilakukan dimana saja, dan kapan saja kita inginkan.
·         kelemahannya dari segi biaya yang harus ditanggung ketika berkomunikasi lewat internet.
·         tidak dapat digunakan untuk mempersuasi seseorang karena komunikasi yang dilakukan bersifat virtual.
·         Adanya faktor kecepatan dan keluasan jaringan dalam pengaksesan informasi sehingga tidak terbatas untuk kita melakukan komunikasi dengan beberapa orang atau banyak orang.
Maka, bisa dikatakan bahwa keduanya memiliki berbagai kelemahan dan kelebihan masing-masing dan keduanya saat ini sangat di butuhkan oleh manusia. Namun ketenaran berbagai teknologi yang ada saat ini membuat masyarakat lebih memilih untuk berkomunikasi melalui media. Mengingat kesibukan saat ini, yang membuat intensitas bertemu masing-masing orang sangat sulit, memungkinkan mereka lebih memilih berkomunikasi dengan menggunakan media. Selain itu, berkomunikasi menggunakan media juga dianggap sebagai tren yang sedang berkembang di masyarakat.

NAMA : WINDY FITRI ASTUTI
NIM     : 090903922

September 22, 2010

MODEL INTERAKSIONAL DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL


Komunikasi interpersonal adalah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Maksud dari Proses ini, yaitu mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus. Menurut Joseph A. Devito, komunikasi antarpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi antarpersonal dinilai paling baik dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah karena komunikasi antarpersonal dilakukan secara tatap muka dimana antara komunikator dan komunikan saling terjadi kontak pribadi; pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan, sehingga aka nada umpan balik yang seketika (perkataan, ekspresi wajah, ataupun gesture). Komunikasi inilah yang dianggap sebagai suatu teknik psikologis manusiawi. Proses pertukaran makna dalam komunikasi interpersonal ini lah yang disebut dengan yang nama nya interaksi. Sehingga untuk lebih memahami bagaimana proses mengenai interaksi itu sendiri, berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai model interaksional.

Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Model interaksional merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan perspektif interaksi simbolik. Model interaksional ini “berlawanan” dengan model stimulus-respons (S-R) dan model-model linier lainnya. Selain itu dalam model interaksional manusia dianggap lebih aktif, sehingga model ini jauh berbeda dengan interaksi biasa yang ditandai dengan pertukaran stimulus-respons.
 
Model interaksional ini sebenarnya sangat sulit untuk digambarkan dalam suatu model diagramatik, karena karakternya yang kualitatif, nonsistemik, dan nonlinier. Model verbal lebih sesuai digunakan untuk melukiskan model ini. Menurut model interaksi simbolik, orang-orang sebagai peserta komunikasi (komunikator) bersifat aktif, reflektif dan kreatif,menafsirkan, menampilkan perilaku yang rumit dan tidak mudah diramalkan. Dalam konteks ini, Blumer mengemukakan tiga premis yang menjadi dasar model ini: 

  1. Manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya (simbol verbal, simbol nonverbal, lingkungan fisik). 
  2. Makna itu berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya. 
  3. Makna diciptakan, dipertahankan dan diubah lewat proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya.
Karena itu individu terus mengalami perubahan, masyarakat pun berubah melalui interaksi. Sehingga interaksi menjadi variabel yang menentukan perilaku manusia.
Elemen lain yang juga menjadi hal penting dalam model interaksional adalah bidang pengalaman seseorang. Mengapa bidang pengalaman seorang menjadi penentu yang penting? Dalam berkomunikasi, adanya pengalaman serta budaya seseorang dapat menjadi penentu orang tersebut dalam berkomunikasi, menyampaikan pesan dan menanggapinya.
Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.
Windy Fitri Astuti (090903922)


Mulyana, Deddy, M.A.,Ph.D.2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT Remaja Rosda Karya: Bandung
West, Richard. Lynn H.Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi I Edisi 3. Salemba Humanika : Jakarta.
http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/model-komunikasi-menurut-para-ahli.html
http://aton29.wordpress.com/2010/04/27/komunikasi-interpersonal/

September 2, 2010

Girl's day Out




Talk about girl, it must be identic with gossip, fashion, shoping, and hang out....
Liike most of the girls in many large cities, this has become a fairness ..
Not exception me, spending a little time with my friends on a sunny Thursday..
and every time with them, really to make us forget our problems  ..
and what we did on a sunny Thursday ..?




Off course we're having fun...
At the first we're gone to the mall, played together, and talk about anything..
After that, we're gone to cinema 21 to watch "The Expendable" a new great movie..
Full of action and full of the great senior actor... and absolutely my favorite actor Jason Statham..
So, don't miss it......